Nilai Sekolah Anak Bukanlah Segalanya



Apa yang terjadi saat anak pulang sekolah membawa nilai matematika 3?
Orangtua biasanya marah-marah.
Itu kesalahan terbesar orangtua karena melihat setengah gelas kosong bukan setengah gelas penuh.
Banyak sekali orangtua tidak terampil saat berbicara.
Seringkali orangtua tidak sabar, seolah-olah jika di SD tidak juara itulah akhir hidup si anak.
Cobalah tafsirkan dengan cara seperti ini:


1.Nilai itu simbol yang diberikan pihak sekolah pada orangtua.

Mereka mau memberi tahu si anak baru 30% tahu masalah ini atau sebaliknya sudah tahu 90% jika nilainya bagus.
Sebagai orangtua harus responsif dengan nilai tersebut.


2.Lalu, tunjukkan sikap yang koperatif.

”Oh berarti ada 70% yang belum diketahui.
Saya akan membantu pihak sekolah mengajarkan ketidakpahaman tersebut.

3.Coba tindaklanjuti dengan konstruktif.

Diskusikan dengan anak bantuan apa yang diinginkan dari orangtua.
“Menurut kamu apa yang harus kita lakukan untuk mengejar ketinggalan ini?”
Idealnya bicara seperti itu ke anak
.

Seberapa banyak orangtua yang bisa bicara ideal? Banyak yang lupa belajar itu, kan, proses yang harus dilalui anak.
Semua anak pasti ingin maju. Penting ke depannya misalnya jadi peneliti ketika gagal,
pasti dia harus bangkit, dan melakukan penelitian selanjutnya.
Makanya banyak penemu sukses karena memiliki sikap seperti itu.


Kadang, baru sekali saja anak mendapat nilai jelek, kemarahan orangtua sampai tidak karuan.
“Coba kalau terampil bicara, akan lain ceritanya. Setelah saya terampil bicara, saya tidak pernah menyuruh anak belajar.
Itu sudah menjadi urusan anak dan tanggungjawabnya sendiri,” tandas pengarang buku Tidak Cukup Hanya Dengan Cinta.
Cara Efektif Bicara Dengan Anak (untuk usia 3-12 tahun) ini.




sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15610535

Post a Comment

Previous Post Next Post