Latest News

Showing posts with label Ragam. Show all posts
Showing posts with label Ragam. Show all posts

Thursday, May 24, 2018

Akibat Inflasi, Uang Rupiah Pernah Dicetak Dalam Pecahan 25 Juta

terutamasehat.blogspot.com - Saat ini, pecahan uang terbesar rupiah kita adalah sebesar Rp.100.000. Untuk ukuran nilai satuan mata uang di dunia, angka 100.000 cukup merepotkan sehingga sempat muncul wacana untuk melakukan denominasi. Dengan penyusutan angka, diharapkan masyarakat tak harus membawa terlalu banyak uang bila ingin bertransaksi dalam jumlah besar.

Tapi tahukah Anda, Indonesia ternyata dulunya pernah mengeluarkan nominal rupiah yang cukup fantastis. Pada masa revolusi fisik diawal kemerdekaan, pendistribusian uang sempat tidak merata dan tersendat akibat perang dengan tentara Belanda yang mendompleng tentara sekutu. Akibatnya, beberapa wilayah di Indonesia diberi kewenangan mencetak sendiri rupiah untuk kebutuhan bertransaksi.


Kurang kontrol dan inflasi hebat yang melanda akibat perang, membuat angka nol rupiah melambung tinggi. Hanya untuk membeli secangkir kopi, rakyat harus membawa uang segepok layaknya jutawan. Harga sekilo beras bahkan mencapai 10 juta rupiah.

Kemana-mana rakyat harus membawa bertumpuk-tumpuk uang untuk membeli barang biasa. Sampai akhirnya muncul istilah uang bantal, candaan rakyat yang menyuruh mengganti bantal mereka dengan tumpukan uang untuk tidur karena uang bertumpuk-tumpuk mirip bantal.



Mengingat betapa repotnya rakyat membawa uang, pada 7 Mei 1948 wilayah Rantau Parapat, Kabupaten Labuhan Batu, mengeluarkan uang dengan nilai nominal sangat besar, mulai dari selembar rupiah bernilai 5 juta, 10 juta, hingga 25 juta!




Bentuk uang dengan nama resmi Oeang Republik Indonesia Laboean Batoe/ ORLAB sangat sederhana. Karena tak ada percetakan uang, maka pemerintah wilayah mencetak nominal rupiah dengan mesin stensil, mesin fotokopi jaman dulu. Jadilah uang 25 juta rupiah hanya berbentuk kertas kuning dengan kualitas cetakan stensil ala kadarnya.


Agar tidak dipalsukan, uang kertas stensil ini diberi pengaman dengan membubuhkan tanda tangan A. Nasution dan cap Bupati serta bernomor seri.

Beberapa potret karya fotografer asal Belanda, RG Jonkman mengabadikan bentuk berbagai pecahan uang stensil bernominal fantastis. Bahkan, fotografer lainnya, Loomans, A.J.M. berhasil mendokumentasikan  'pabrik uang' milik Republik Indonesia yang ditemukan di sebuah pabrik karet Rubber Company Wingfoot, di Rantau Prapat, Sumatera Utara. Di sini, ribuan uang pecahan 5.000.000 rupiah ditemukan. Tidak ada mesin cetak yang digunakan, uang-uang tersebut hanya dicetak dengan mesin stensil.


Artikel menarik terkait inflasi :
Ternyata, Dalam 5 Tahun ini Nilai Gaji Anda Diam-diam Terpotong 53%
Hiperinflasi: Saat Uang Harus Disapu Dari Jalanan
Inilah 10 Krisis Moneter Terburuk Dalam Sejarah

Sumber :
http://www.gahetna.nl/collectie/afbeeldingen/fotocollectie/zoeken/q/zoekterm/roepiah
https://www.kompasiana.com/djuliantosusantio/di-indonesia-pernah-beredar-uang-kertas-bernominal-rp-25-juta_585cdd8d317a61a753e17103
https://twitter.com/potretlawas/status/999495010692222976

Saturday, May 19, 2018

Misteri Noda Darah di Langit-langit Kastil Kyoto

terutamasehat.blogspot.com - Kastil Fushimi di Kyoto adalah salah satu bangunan terakhir peninggalan zaman Sengoku (zaman negara-negara berperang), sebuah periode pada sejarah Jepang, dalam rentang pertengahan abad ke-15 hingga awal abad ke-17, yang ditandai dengan konflik militer berkepanjangan.  Era ini berakhir setelah Tokugawa Ieyasu berkuasa dan mendirikan Keshogunan Tokugawa serta menyatukan seluruh Jepang di bawah sistem feodal.


Bangunan indah ini menjadi lambang berakhirnya zaman Sengoku dan dimulainya zaman Edo yang termasyhur. Anehnya, di salah satu bagian langit-langit kastil yang megah ini, terdapat bercak noda darah yang berbentuk kaki manusia. Konon, bercak darah tersebut telah berumur 400 tahun.

Bahkan, beberapa kastil lain di kota Kyoto, Ohara, Yawata dan Uji ternyata juga memiliki bercak darah diatas langit-langitnya. Selain berbentuk tapak kaki, bercak darah tersebut juga berbentuk tapak-tapak tangan dan muncratan darah. Peristiwa apa yang sebenarnya terjadi hingga banyak bercak darah di langit-langit kastil Kyoto ini?

Menurut sejarah, bercak darah di langit-langit kastil-kastil ini ternyata berasal dari satu peristiwa di akhir zaman Sengoku. Sebelum Tokugawa Ieyasu berhasil menyatukan Jepang, Ia harus mengalahkan para pendukung Toyotomi Hideyori, seorang bocah 5 tahun pewaris Toyotomi Hideyoshi yang baru saha meninggal.

Cetakan tangan dari darah di Kuil Shodenji

Saat Hideyoshi meninggal pada tahun 1598, lima bupati yang ditunjuknya untuk memerintah atas nama putra kecilnya mulai berebut kekuasaan. Dari lima orang tersebut, Tokugawa Ieyasu adalah yang terkuat.

Ieyasu mendapat kesetiaan dari banyak Daimyo (Bangsawan feodal), yang tidak menyukai Hideyoshi. Tetapi Ishida Mitsunari, seorang daimyo yang kuat, menentangnya. Mitsunari bersekutu dengan para bupati lain dan merencanakan untuk menyerang.

Mitsunari mengumpulkan 40.000 prajuritnya dan berbaris menuju Kyoto untuk menguasai kastil Fushimi.  Kastil Fushimi yang dikuasai Tokugawa Ieyasu dikepung oleh pasukan Mitsunari. Ieyasu hanya menempatkan Torii Mototada, seorang samurai dan sekutu terpercaya Tokugawa ieyasu, untuk melindungi kastil. Istana Fushimi sengaja ditinggalkan pasukan Ieyasu dan hanya dijaga pasukan Torii Mototada untuk memancing penyerangan dari pasukan Mitsunari.

Langit-langit berdarah di Genk-An, Kyoto

Mototada sudah diperingatkan akan serbuan ini, namun meski hanya memiliki 2.000 pasukan, mototada memilih untuk tetap tinggal dan mempertahankan istana.

Selama dua belas hari berikutnya, garnisun Mototada bertahan dengan gagah berani dari serangan itu, sampai pengkhianatan dari orang dalam membuat pasukan Mitsunari berhasil menmbus benteng. Kebakaran melanda kastil, namun Mototada dan sisa 370 prajuritnya memutuskan untuk melakukan tindakan terhormat seorang samurai saat menghadapi kekalahan, mereka melakukan ritual Seppuku, bunuh diri. Dengan pedang mereka, para pejuang pemberani ini memotong perut dan organ dalam mereka hingga menyebabkan pendarahan hebat dan mati seketika.


Meskipun pengepungan kastil Fushimi dianggap sebagai pertempuran kecil, namun tindakan Torii Mototada memiliki dampak besar terhadap jalan sejarah Jepang.

Dalam minggu-minggu berikutnya, Tokugawa Ieyasu mengumpulkan 90.000 pasukan dan menantang Ishida Mitsunari untuk berperang habis-habisan di Sekigahara. Perang akhirnya dimenangkan Tokugawa, ini juga sebagai penanda kemenangan terakhir Tokugawa Ieyasu atas semua pesaingnya. Dengan ditaklukkannya Mitsunari, Tokugawa Ieyasu menjadi Shogun pertama dari keshogunan Tokugawa. Keluarganya memerintah Jepang selama 268 tahun kedepan.

Percikan darah di kuil Shoden-ji

Di tahun 1623, Ieyasu merenovasi Kastil Fumishi yang rusak berat akibat kebakaran. Bagian-bagian kastil yang selamat dari kebakaran dikumpulkan dan digunakan kembali. Salah satu bahan yang dapat diselamatkan adalah papan-papan lantai dimana Torii Mototada dan anak buahnya melakukan bunuh diri massal agar terhindar dari penangkapan. Darah mereka telah meresap begitu dalam ke kayu hingga bercak tapak kaki dan tangan serta muncratan darah permanen menempel di papan-papan itu.

Untuk menghormati pengorbanan mereka yang gagah berani, papan-pahan tersebut disatukan dan dijadikan langit-langit kastil. Papan-papan lainnya dikirim ke berbagai istana dan kuil di Kyoto. Mereka dikenal sebagai Chitenjo, atau langit-langit darah. Anda dapat dengan jelas melihat jejak kaki dan cetakan tangan di papan.

Kastil Fumishi, Kyoto

Bagi Anda yang tertarik berkunjung, kuil-kuil di mana Anda dapat melihat langit-langit darah adalah, Genkoan, Shodenji, Yogenin, dan Myoshinji di pusat Kyoto, Hosenin di daerah Ohara, Jinouji di Yawata, dan Koshoji di Uji.

Saturday, May 12, 2018

Ternyata, Dalam 5 Tahun ini Nilai Gaji Anda Diam-diam Terpotong 53%

terutamasehat.blogspot.com - Ekonomi makin susah, kalimat ini seakan menjadi perbincangan pilu diantara para ibu-ibu yang berbelanja di warung karena belanjaan kian lama kian mahal. Ironisnya, kenaikan barang kebutuhan tak diimbangi dengan pendapatan yang cenderung tak meningkat.

Yang tak banyak kita tahu, ternyata tak hanya harga-harga naik saja yang menjadi beban. Diam-diam, nilai rupiah yang makin terjun bebas ternyata juga mempengaruhi pendapatan kita. Akun twitter @Strategi_Bisnis membongkar kenyataan pahit ini. Tak tanggung-tanggung, menurutnya, nilai rupiah kita selama 5 tahun terakhir telah tergerus hingga 53%. Yang artinya, karena pelemahan rupiah dan inflasi dalam 5 tahun ini, diam-diam nilai gaji kita telah dipotong separuhnya!


Berikut petikan ciutan @Strategi_Bisnis di twitter:

Selama 5 thn terakhir, rupiah telah kehilangan valuenya thd dollar 26%. 
Selama 5 thn, akumulasi angka inflasi 27%. 
Artinya selama 5 thn daya beli rupiah anda kehilangan nilainya total 53%. 
Itu ibarat gaji anda diam2 dipotong 53% dan anda tetap tenang2 saja. 

Tahun 2014 dollar sekitar Rp 11 ribu. Saat ini sdh tembus Rp 14 ribu. 
Dg kata lain nilai rupiah kita anjlok hingga 26%. 
Krn imported inflation, harga sebagian barang impor spt gadget akan naik. 
Daya beli anda diam2 tergerus hingga 26%. Scary.


Kejatuhan rupiah hingga 26% dlm 5 tahun terakhir adalah fakta muram yg layak diratapi. 
Ibaratnya kalau Anda punya Rp 10 juta maka nilainya hilang Rp 2.6 juta - cukup buat beli Xiaomi yak. Dan tren kejatuhan hingga Rp 14 ribu ini tampaknya masih akan berlanjut.

Selama 5 tahun, akumulasi angka inflasi adalah 27%. 
Dg kata lain nilai uang Anda benar2 kehilangan nilainya hingga 27%. Busyet. 
Nilai uangmu yg 5 tahun lalu 10 juta, hari ini hilang 2.7 juta. 
Dan kita semua santai2 saja. Mantappp.

Maka benar kata ekonom bahwa inflasi sejatinya adalah pencuri uang kita yg paling ulung dan tak pernah berhasil ditangkap pak Polisi.

Sumber : https://twitter.com/Strategi_Bisnis/status/995111394205880320

Thursday, May 10, 2018

Cuma Bawa 12 Prajurit, TNI Berhasil Raih 67 Medali di Lomba Tembak AASAM 2018

terutamasehat.blogspot.com - Tak terkalahkan, pasukan TNI kembali menjadi jawara dalam turnamen menembak tentara berbagai negara Asia Pasifik, di ajang Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM). Kabar menggembirakan ini mengukuhkan TNI sebagai tentara dengan kemampuan menembak terbaik se-Asia Pasifik untuk yang kesebelas kalinya.


Turnamen ini diikuti oleh tentara dari 18 negara di wilayah Asia Pasifik dan beberapa negara dari bemua Amerika dan Eropa. Lomba yang diadakan oleh Angkatan Darat Australia (Royal Australian Army) ini berlangsung selama 18 hari, mulai dari 23 April hingga 10 Mei 2018, di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia.


Hebatnya, meski hanya 12 atlet TNI Angkatan Darat yang diterjunkan, mereka mampu meraih total 36 Medali Emas, 18 Perak dan 13 Perunggu. Australia sebagai tuan rumah menempati posisi kedua dengan 9 medali emas, 4 perak dan 10 perunggu, disusul Malaysia dengan 8 medali emas, 6 Perak dan 2 Perunggu.


Dua belas prajurit yang diturunkan tersebut terdiri dari 5 prajurit Kostrad, 4 Prajurit Kopassus, 2 Prajurit dari Kodam XIV/ Hasanuddun dan satu dari Kodam Jaya.


Padahal lawan yang dihadapi TNI cukup berat, selain Indonesia, tentara Australia, Malaysia, Filipina, Selandia Baru, Thailand, Amerika Serikat, Korea Selatan, Kanada, Singapura, Brunei Darussalam, UEA, Inggris, Fiji, Tonga, Timor Leste dan Kamboja ikut berpartisipasi.



'Kesaktian' para prajurit TNI AD ini tak hanya dibuktikan lewat menjadi juara umum. Dalam nomor menembak jarak jauh, para sniper TNI mampu memecahkan rekor One Shot Two Kills (menembak dua sasaran sekaligus dengan hanya satu peluru). Dalam pertempuran asli, ini berarti mampu membunuh dua lawan hanya dengan satu tembakan.


Prestasi gemilang juga ditorehkan pada tahun lalu saat Kontingen TNI AD juga menjadi juara umum dalam lomba tembak Asean Army Riffle Meet (AARM) ke-27 pada bulan November 2017 lalu dengan perolehan 31 medali emas, 10 perak dan 10 perunggu. Bravo TNI!


Baca juga : Lomba Menembak di Singapura, TNI Sapu Bersih Juara 1, 2 , dan 3

Thursday, March 29, 2018

Menyamar Jadi Pulau, Kapal Perang Belanda Selamat Dari Serangan Jepang

terutamasehat.blogspot.com - Pada Februari 1942. ditengah berkecamuknya Perang Dunia ke-2, Armada perang Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan Belanda, Amerika, Australia dan Inggris pada pertempuran besar yang terjadi di Laut Jawa. Kekalahan ini membuat Jepang berhasil menguasai seluruh daerah jajahan Belanda di Indonesia.

Hanya tersisa empat kapal perang Belanda di Indonesia dan tampaknya tak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri dari serangan armada Jepang yang terus memburu mereka. Satu-satunya kesempatan adalah berusaha melarikan diri ke Australia.


Hanya saja masalahnya, lautan penuh dengan kapal perang Jepang dan udara juga terus disapu oleh pesawat tempur anti kapal milik Jepang. Kesempatan untuk berlayar sejauh 1.600 km menuju Australia adalah perjalanan yang sangat rawan. Benar saja, 3 dari 4 kapal perang Belanda tenggelam di hajar armada Jepang di hari pertama pelayaran.  HNLMS Abraham Crijnssen adalah kapal perang Belanda terakhir yang mampu bertahan dari sergapan Jepang.

Kapal penyapu ranjau yang berkecepatan rendah ini hanya mampu bergerak sekitar 15 knot (27,78 km/jam) dan memiliki senjata seadanya; sebuah senapan 3 inchi dan dua meriam kanon Oerlikon 20 mm, membuatnya bagai seekor bebek berenang bagi pesawat pembom Jepang yang berputar-putar diatasnya.

Meski begitu, pelarian HNLMS Abraham Crijnssen akhirnya bisa selamat sampai Australia. Sang Kapten kapal membuat sebuah ide gila, ia menyamarkan seluruh kapalnya menjadi sebuah pulau kecil.



Meski dibanding kapal perang lain, kapal Abraham Crijnssen relatif berukuran kecil, tetap saja masih beruba objek besar dengan panjang sekitar 55 meter dan lebar 7 meter. Para awak menggunakan dedaunan dan ranting pepohonan dari tanaman di pulau Indonesia dan mengecat lambung kapalnya dengan warna abu-abu agar mirip seperti sebongkah batu.


Kini kapal tersebut punya kesempatan untuk melarikan diri karena telah berubah menjadi pulau kecil. Tapi masih ada satu masalah besar, bagaimana cara agar Jepang tak sadar ada sebuah pulau misterius yang bisa berjalan? Mereka pun memutuskan untuk benar-benar membuat kapal ini layaknya sebuah pulau dengan cara tak bergerak sama sekali saat siang hari. Dan ketika mereka merayap di kegelapan pada malam hari, kapal ini mampu menyaru diantara ribuan pulau-pulau kecil yang menyebar di perairan Indonesia. Jepang terkecoh dan tak menyadari ada pulau berjalan.


Kapal Abraham Crijnssen berhasil tak terdeteksi pesawat Jepang dan mampu menghindari kapal perusak yang menenggelamkan Kapal Perang milik Belanda lainnya, mereka berhasil selamat sampai ke Australia setelah delapan hari perjalanan dan bergabung dengan pasukan sekutu.

Sumber : rarehistoricalphotos.com

Thursday, December 14, 2017

Kisah Tentara yang Dipaksa Berperang untuk Tiga Negara Berbeda

terutamasehat.blogspot.com - Ia adalah seorang pria asal Korea yang tertangkap oleh tentara Jepang dan dipaksa untuk berperang melawan Soviet, tertangkap lagi oleh tentara Soviet dan kembali dipaksa berperang melawan Jerman. Lagi-lagi tertangkap oleh tentara Jerman dan dipaksa bertempur mempertahankan wilayah Normandy, sampai akhirnya ia ditangkap oleh tentara Amerika.

Ini adalah kisah tentang Yang Kyoungjong, satu-satunya tentara yang diketahui berperang pada tiga kubu negara yang berbeda.


Tak banyak yang diketahui tentang kehidupan Yang sebelum ikut terlibat dalam Perang Dunia II, selain ia adalah warga asli Korea yang entah mengapa tinggal di Manchuria, daerah yang pada saat itu dijajah Jepang. Disinilah ia tak bisa menolak menjalani wajib militer pada tahun 1938 dan dipaksa bergabung kedalam tentara Kwantung di usia 18 tahun.

Selama pertempuran Khalkhin Gol, dia ditangkap oleh Tentara Merah Soviet dan dikirim ke sebuah kamp kerja paksa. Karena Soviet kekurangan sumber daya manusia dalam perjuangannya melawan Nazi Jerman, pada tahun 1942 dia dipaksa menjadi Tentara Merah bersama ribuan tahanan perang lainnya.

Tentara Jerman asal Korea

Yang berperang untuk Soviet selama sekitar satu tahun, selama kurun waktu tersebut ia melakukan berbagai pertempuran di sepanjang Front Timur, terutama pada Pertempuran Ketiga Kharkov. Dalam peperangan terakhir inilah ia lagi-lagi tertangkap dan menjadi tawanan perang negara lain.

Pihak Jerman tampaknya tak ambil pusing bagaimana seorang Korea bisa sampai berperang untuk Soviet di Ukraina. Mereka tetap saja menjadikannya tawanan bersama ratusan tentara lain.


Sekali lagi, riwayat Yang tampaknya akan berakhir disini jika saja Nazi tak memiliki kebiasaan menjadikan tawanan perang yang tak dieksekusi mati menjadi tenaga 'sukarelawan' tentara angkatan darat Jerman yang dikenal sebagai Wermacht. Yang pun menjelma menjadi tentara Jerman dan diwajibkan bertempur di Ostbataillone Jerman (Batalyon Timur), Divisi Infanteri 709 Wehrmact.

Ostbataillone  adalah batolion kecil yang terdiri dari para 'sukarelawan' dari berbagai daerah di Eropa yang dikuasai Nazi Jerman. Batalion ini digabung kedalam unit tentara Jerman yang lebih besar untuk dijadikan pasukan pengejut dan pasukan cadangan yang disediakan untuk mendukung tentara lain yang lebih berpengalaman.

Yang saat ditangkap tentara AS di Normandy

Yang dikirim untuk membantu Jerman mempertahankan semenanjung Cotentin di Prancis sesaat sebelum D-Day, penyerbuan besar-besaran ke pantai Normandy oleh Sekutu. Ketika D-Day tiba dan pasukan Sekutu berhasil menguasai pantai Normandy, Yang termasuk diantara beberapa tentara yang ditangkap oleh Resimen Infanteri Parasut 506 dari AS.

Letnan Robert Brewer dari divisi 506 membuat laporan bahwa ia menangkap "empat orang Asia berseragam Jerman". Secara teknis laporan tersebut benar, tapi mereka salah mengira dengan mengatakan keempat tawanan asia tersebut (Yang termasuk didalamnya) adalah orang Jepang.




Padahal, tiga pria lainnya sebenarnya berasal dari daerah Turkestan, sementara Yang adalah dari Korea. Karena mereka sama sekali tak bisa berkomunikasi dengan Yang karena ia tak lancar berbahasa Inggris atau Jerman, Yang dikirim ke kamp tawanan perang di Inggris, dimana ia akhirnya bisa selamat hingga berakhirnya perang.

Ketika Perang Duni II berakhir, Yang memilih untuk tidak kembali pulang ke rumah, namun ia malah berimigrasi ke AS. Ia akhirnya menetap di Illinois sampai akhirnya meninggal pada tahun 1992.


Perjalanan hidupnya yang begitu menarik pada tahun 2011 dikisahkan kembali ke dalam sebuah film berjudul "My Way". Yang adalah sosok yang begitu sial sekaligus beruntung karena ia terpaksa harus berperang untuk musuh-musuhnya namun akhirnya bisa selamat dari ganasnya Perang Dunia Ke-2.

Cerita menarik lain tentang PD II yang dapat Anda simak:
Kisah Prajurit Jepang yang Menolak Menyerah Selama 29 Tahun

Friday, November 10, 2017

Deretan Foto Suasana Pertempuran Surabaya, November 1945

terutamasehat.blogspot.com - Peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 adalah salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran antara pasukan Indonesia melawan pasukan sekutu yang dimotori tentara Inggris ini adalah bukti keberanian para pejuang meski dengan persenjataan tak berimbang.

Dokumentasi peristiwa tersebut sangat lengkap dalam literatur sejarah, namun untuk dokumentasi dalam bentuk foto atau rekaman video ternyata sangat sedikit. Salah satu foto ikonik saat Bung Tomo tampak sedang berpidato yang lekat dengan peristiwa 10 November, ternyata diambil saat beliau berpidato di Mojokerto guna mengumpulkan sumbangan untuk korban perang Surabaya.

Foto-foto suasana pertempuran justru bersumber dari pihak luar. Imperial War Museum (IMW), museum yang didanai pemerintah Inggris, menyimpan dokumentasi situasi pertempuran Surabaya yang cukup beragam. Tentu saja karena foto-foto tersebut berasal dari arsip militer Inggris, pertempuran lebih banyak terlihat dari sisi pihak sekutu.

Berikut deretan foto suasana pertempuran Surabaya beserta kronologisnya.

Dua tentara infantri Inggris berlari di sebuah jalan di kota Surabaya saat bertempur melawan pejuang Indonesia

Tentara infantri Inggris berlindung di sisi jalan

Tentara Gurkha berlindung di balik tank Stuart Inggris

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan di Jakarta, para pejuang di seluruh Indonesia bangkit untuk merebut wilayah yang dikuasai Jepang. Para pemuda Surabaya pun segera merampas peralatan militer Jepang dan berhasil memperoleh banyak senjata. Gerakan pemuda Surabaya segera diorganisir untuk bersiap menghadapi ancaman dari pihak penjajah yang ingin kembali mengklaim untuk berkuasa.

Ancaman tersebut benar datang pada tanggal 25 Oktober 1945, 5000 tentara dari Divisi 23 sekutu yang dipimpin Brigadir AWS Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka segera masuk kedalam kota dan mendirikan pos-pos pertahanan di delapan titik strategis.

Tentara Gurkha melindungi konvoi tank ringan jenis Stuar milik Inggris

Tentara Inggris sedang memegang senapan Jepang dan bom molotov yang disita dari pejuang Indonesia.

Warga sipil mengungsi meninggalkan kota Surabaya

Misi awal mereka adalah ingin menyita senjata Jepang yang telah dikuasai pejuang rakyat. Pejuang menolak keras permintaan mereka sampai akhirnya sekutu urung melucuti senjata yang telah dikuasai pejuang.

Tapi rentetan peristiwa penyerangan dan ancaman yang dilakukan pihak sekutu membuat pejuang marah. Penyerangan tentara ke sekutu ke penjara Kalisolok untuk membebaskan perwira Belanda, kolonel Huiyer dan penyebaran pamflet peringatan untuk menyerahkan senjata dengan ancaman tembak ditempat, membuat militer Indonesia geram dan memerintahkan menyerbu seluruh pos pertahanan Inggris di Surabaya.

Anggota palang merah dari warga keturunan Tionghoa bersiaga menanti korban luka

Tentara Inggris dengan sejana jenis Bren berlindung dari serbuan pejuang.

Tumpukan goni berisi pasir melindung pos penjagaan yang dilengkapi senapan mesin

Serangan besar-besaran pada tanggal 28 Oktober 1945 dimulai pada pukul 4.30 pagi. 30.000 pejuang bersenjata api ditambah 100.000 rakyat dengan senjata tajam menggempur delapan pos Sekutu. Serangan tiba-tiba tersebut memaksa Sekutu menyerah dan meminta berunding.

18 perwira dan 374 serdadu sekutu tewas, luka-luka dan hilang dalam serangan. Sementara 6000 pejuang Indonesia gugur, luka dan hilang. Andai perang dilanjutakan Brigadir Mallaby yakin mereka akan habis.




Setelah Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta berunding dengan Mallaby pada 29 Oktober, dicapai kesepakatan gencatan senjata dan kota Surabaya dikuasai penuh oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Indonesia.

Peristiwa tak terduga terjadi pada 30 Oktober 1945. Saat para anggota Kontak Biro dari kedua belah  pihak (yang bertugas mensosialisasikan genjatan senjata) mendatangi beberapa tempat yang masih terjadi pertempuran, kesalahpahaman terjadi. Brigadir Mallaby yang menolak permintaan pemuda agar pasukannya yang terkepung menyerah, terlibat insiden baku tembak dan akhirnya tewas.

Bangkai mobil Brigadir Mallaby yang hangus terbakar akibat ledakan granat yang dilempar tentaranya sendiri


Seorang sersan tentara Inggris mengecek rongsokan mobil Brigadir Mallaby setelah terlibat kontak tembak dengan pejuang Indonesia


Suasana kota mencekam selama pertempuran


Bangkai arteleri Jepang yang digunakan pejuang Indonesia melawan Sekutu

Meski dari berbagai kesaksian perwira Inggris di tempat kejadian yang mengatakan pihak Inggrislah yang pertama kali memulai tembakan, pihak sekutu tetap marah besar. Letjen Christison mengultimatum pejuang Indonesia untuk menyerah. Jelas pihak Indonesia menolak dengan tegas karena yakin peristiwa tersebut adalah kecelakaan.

Diam-diam, sekutu mengerahkan pasukannya secara besar-besaran memasuki kota Surabaya. 24.000 tentara dari Divisi 5 Inggris dikomandoi Mayjen RC Mansergh menyusup masuk. Kapal perang dengan 1500 marinir juga merapat ke Surabaya. Dan berbagai jenis pesawat tempur  dan tank Sherman dengan persenjataan tercanggih saat itu diterjunkan.

Tentara Gurkha membongkar blokade yang dibuat pejuang di sebuah jalan di Surabaya


Coretan berisi pesan semangat juang memenuhi dinding sebuah bangunan di kota Surabaya

Pada 9 November 1945 jam 2 siang, Mayjen Mansergh mengultimatum Indonesia. Isi ultimatum tersebut sangat melecehkan pejuang:

Seluruh pimpinan Indonesia, termasuk pimpinan gerakan pemuda, kepala polisi, dan kepala radio Surabaya harus melapor ke Bataviaweg tanggal 9 November pukul 18.00. Mereka harus berbaris satu persatu membawa segala jenis senjata yang mereka miliki. Senjata tersebut harus diletakkan di tempat yang berjarak 100 yard dari tempat pertemuan, setelah itu orang-orang Indonesia harus datang dengan tangan di atas kepala mereka, dan akan ditahan, dan harus siap untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.


Ultimatum yang tak masuk akal tersebut ditanggapi dengan perlawanan. Komandan pertahanan kota Soengkono dihari yang sama pada jam 5 sore mengadakan pertemuan dengan seluruh unsur kekuatan rakyat di Markas Pregolan 4. Ia menawarkan untuk meninggalkan kota bagi yang merasa tak mampu, namun seluruh pejuang bertekad mempertahankan Surabaya sampai titik darah penghabisan. Para ulama juga turut andil mengobarkan semangan jihad pada para santrinya yang ikut berjuang.

Pengungsi keturunan Tionghoa meninggalkan kota Surabaya 

Kapal tanker bekas Jepang; OSAKA MARU terbakar di pelabuhan Surabaya

Seorang kepala polisi Indonesia menerima 18 senapan dan 200 amunisi untuk menjaga keamanan sekitar. Senjata didapat dari hasil sitaan tentara Sekutu. Tiga hari setelah foto ini diambil, Tentara Pejuang Indonesia menguasai kembali senjata tersebut.

Seorang tentara Gurkha mengamati tank ringan yang dirampas dari pejuang Indonesia. 

Secara resmi, pada pukul 10 malam, Gubernur Surabaya, Soeryo menyatakan menolak ultimatum Inggris melalui radio. Radio perlawanan yang dipimpin Bung Tomo menyerukan panggilan Jihad untuk membakar semangat juang rakyat. Pidatonya yang berapi-api hingga kini masih bisa di dengar.

10 November 1945 jam 6 pagi, tepat setelah batas waktu ultimatum habis, Inggris menggempur kota Surabaya dari darat, laut dan udara. Pengeboman membabi buta tersebut menimbulkan banyak korban sipil. Pasar Turi yang sedang ramai, terkena hujan bom dan menewaskan ratusan penduduk sipil.

Tentara Gurkha dari Divisi 5 yang terluka sedang menunggu evakuasi setelah terjadi baku tembak dengan tentara Indonesia di pinggiran kota Surabaya.


Penduduk sipil ditangkap tentara Gurkha karena dituduh menjarah.


Tentara Gurkha memborbardir posisi pejuang di kota Gresik (10 mil dari Surabaya) dengan meriam 3,7 inchi.

Selama tiga minggu pertempuran tak seimbang tersebut berlangsung, tercatat lebih dari 20.000 rakyat Surabaya tewas. Sementara 150.000 orang terpaksa mengungsi meninggalkan kota. Surabaya luluh lantak. Sementara Inggris mencatat 1.500 tentaranya tewas, luka-luka atau hilang.

28 November 1945 adalah perlawan terakhir dari pejuang yang terjadi di daerah Gunungsari. Meski secara sporadis kontak tembak masih terjadi di beberapa tempat. Namun secara de facto perlawanan pejuang telah berhenti.

Tentara Gurkha berlindung dibalik tank Indonesia yang rusak


Warga sipil mengantri air bersih. Selama pertempuran, pasokan air bersih berhenti mengalir di kota Surabaya.


Tentara Gurkha sedang bertempur melawan Sniper pejuang Indonesia di sebuah desa diluar kota Surabaya


Pengumuman yang ditempel oleh tentara Indonesia di Surabaya, meminta pasukan Gurkha yang berasal dari India untuk tidak ikut bertempur melawan Indonesia.

Indonesia kalah dalam pertempuran tersebut. Namun pertempuran Surabaya menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia rela berkorban jiwa raga untuk mempertahankan kemerdekaan. Slogan "Merdeka atau mati" benar-benar terbukti. 10 November akhirnya ditetapkan sebagai hari pahlawan oleh Presiden Soekarno setahun kemudian.

Sumber foto : Imperial War Museum