Disinyalir, Korea Utara meledakkan bom nuklirnya di bawah tanah dengan kedalaman sekitar satu kilometer yang menimbulkan gempa berkekuatan 6,2 skla Richter. Bahkan, getaran gempa yang dihasilkan dari ledakan nuklir Korut terdeteksi di BMKG Padangpanjang.
Meledakkan senjata nuklir di bawah tanah adalah satu dari empat metode yang dilakukan pada uji coba nuklir. Metode lainnya adalah melakukan ledakan di bawah laut (underwater), di luar angkasa (exoatmospheric), dan di darat dan udara (atmospheric).
Metode atmosfer atau meledakkan nuklir di ruang terbuka adalah yang paling sering dilakukan di masa lalu. Beberapa dokumentasi memperlihatkan hasil ledakan berupa awan jamur yang menjulang tinggi ke angkasa. Parahnya, akibat ketidaktahuan akan bahaya radiasi, ternyata uji ledakan nuklir dulu sering ditonton dari jarak sangat dekat. 2.100 tentara AS bahkan pernah diterjunkan ke titik nol sesaat setelah nuklir meledak. Berpuluh tahun kemudian, akibat yang ditimbulkan dari ketidaktahuan ini ternyata sangat mengerikan.
Menonton Ledakan Nuklir
Uji coba nuklir ledakan nuklir di ruang terbuka dilakukan dengan meledakkan hulu ledak nuklir yang ditempatkan diatas menara, balon, kapal tongkang, pulau terpencil, atau dijatuhkan dari pesawat. AS sebagai pemain utama teknologi nuklir tercatat telah melakukan 1.054 kali uji coba nuklir, sebagian besar uji cobanya dilakukan dengan metode atmosfer atau di ruang terbuka.
Pengamat VIP menyaksikan uji coba senjata nuklir selama Operasi Greenhouse di Enewetak Atoll, 1951. Gaya mereka layaknya seperti menyaksikan film 3D di bioskop.
Uji coba bom nuklir "Small Boy" di tahun 1962
Juru kamera di lokasi uji coba Nevada, 25 Mei 1953
Alhasil, uji coba nuklir menjadi sebuah tontonan yang seru. Beberapa tamu bahkan disediakan bangku dan kacamata khusus agar mereka bisa nyaman menyaksikan ledakan nuklir senyaman menonton gerhana matahari.
Para tentara terpapar ledakan nuklir di lokasi uji coba Nevada, 1951
Percaya atau tidak, lima sukarelawan ini berdiri tepat di titik nol ledakan saat sebuah senjata nuklir berkekuatan 2 kilo ton diledakkan di udara. Ginie, meledak di ketinggian 15.000 kaki diatas kepala mereka. Ini merupakan demonstrasi oleh pemerintah untuk menunjukkan bahwa senjata tersebut aman digunakan didaerah berpopulasi tinggi. Bagaimana nasib kelima sukarelawan ini tidak diketahui. Yang jelas, mereka telah melakukan kesalahan besar.
Pada tanggal 1 Mei 1952, sekitar 2.100 tentara marinir AS ikut serta dalam uji coba nuklir yang dikenal dalam operasi Tumbler-Snapper. Dari jarak dekat mereka menyaksikan ledakan hingga gelombang udara akibat ledakan menerpa mereka. Setelah beberapa saat, mereka diperintahkan untuk menuju titik nol ledakan dan mengamati langsung daya hancurnya.
Mereka sama sekali tidak tahu kalau beberapa tahun kedepan, resiko akibat terpapar radiasi tinggi mengantarkan mereka pada penyakit mematikan.
Tentara menyaksikan ledakan nuklir selama Operasi Tumbler-Snapper. 2.100 marinir ikut serta pada uji coba pada 1 Mei 1952
Kru kapal induk USS Fall River menonton ledakan atom selama Operasi Crossroad di tahun 1946
Dengan berpakaian santai, mereka menonton ledakan selama Operasi Crossroads
Konsekuensi Mengerikan
Sisa atau serpihan-serpihan bagian radioaktif yang terlepas di atmosfer setelah senjata nuklir meledak dan terbawa oleh udara dikenal sebagai Fall-out. Gejala ini disebut juga dengan istilah Black Rain, merujuk pada materi yang berterbangan dan jatuh ke bumi yang berisi debu radioaktif.
Pada 2002, sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS untuk kongres menyatakan bahwa akibat paparan radioaktif yang dihasilkan dari uji coba senjata nuklir di seluruh dunia, telah membunuh secara tak langsung 11.000 orang Amerika karena terserang kanker.
Ini adalah usaha pertama untuk memperkirakan jumlah penderita kanker yang dipicu akibat program uji coba nuklir di atmosfer. Antara tahun 1951 hingga 1963, 390 bom nuklir telah diledakkan diatas tanah, 205 oleh AS, 160 oleh Uni Soviet, 21 oleh Inggris dan 4 oleh Perancis.
Dua foto diatas tidak diketahui sumbernya. Kemungkinan besar yang pertama diambil saat Operasi Tumbler-Snapper sementara foto kedua pada uji coba Nevada, 1951
Fall-out dari ledakan telah beredar di bumi dan membuat populasi dunia terpapar radioaktif. Para ahli sejak lama telah menduga paparan radioaktif-lah yang membuat penyakit kanker semakin meluas, namun pemerintah AS baru kali ini melakukan penelitian serius tentang seberapa besar jumlah korbannya.
Laporan tersebut hanya menghitung akibat ledakan sebelum tahun 1963, namun tidak termasuk tujuh ledakan yang dilakukan AS sebelum tahun 1951 seperti Hiroshima dan Nagasaki di tahun 1945. Jumlah 11.000 korban adalah berhitungan minimum. Ini tidak termasuk paparan radiasi internal akibat menghirup atau tertelan partikel radioaktif. Bila dimasukkan, diperkirakan jumlah korban di AS saja mencapai 17.000 jiwa.
Video dibawah ini merekam detik-detik ketika 2.100 marinir AS ikut serta dalam Operasi Tumbler-Snapper dimana mereka masuk ke titik nol ledakan sesaat setelah ledakan nuklir terjadi. Mereka tak sadar sedang terpapar radiasi tingkat tinggi.
Setelah sadar akan resiko bahaya terpapar radiasi, sejak 5 Agustus 1963, tiga metode uji coba nuklir yakni uji coba di udara (atmosfer), di laut dan di luar angkasa akhirnya dilarang lewat Limited Nuclear Test Ban Treaty (LTBT).
Meski telah mengalami pengurangan jumlah hulu ledak yang signifikan dengan adanya kontrol proliferasi nuklir, hingga kini dunia masih memiliki 15.500 hulu ledak nuklir aktif, dimana 93% dari jumlah tersebut dikuasai Rusia dan AS.
Sumber:
https://www.newscientist.com/article/dn1993-nuclear-test-fall-out-killed-thousands-in-us/
https://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_weapons_testing
https://id.wikipedia.org/wiki/Fall-Out
http://www.amusingplanet.com/2008/07/how-to-watch-nuclear-explosion.html
https://international.sindonews.com/read/1187793/41/rusia-kalahkan-as-ini-data-stok-nuklir-di-seluruh-dunia-1489375889
https://m.tempo.co/read/news/2017/05/02/116871337/15-500-senjata-nuklir-di-dunia-rusia-amerika-kuasai-93-persen
https://www.jawapos.com/read/2017/09/03/154876/uji-coba-nuklir-korut-terdeteksi-di-padang-getarannya-62-sr
Post a Comment