Bagi seorang fotografer, sebuah foto yang sempurna adalah tujuan utama. Dukungan peralatan dan keahlian yang mumpuni tentu menjadi modal utamanya. Fotografer akan bebas berekspresi untuk menuangkan idenya kedalam sebuah foto. Ia bahkan sama sekali tak peduli dengan cara apa mereka beraksi.
Coba perhatikan tingkah fotografer dalam sebuah resepsi pernikahan misalnya. Kontras dengan orang lain yang tampil teratur, sang fotografer adalah orang yang paling sibuk dan paling bebas bergerak. Berjalan mondar-mandir, jongkok, bahkan sambil tiduran, akan dilakukannya demi sebuah momen dan angle foto yang bagus.
Kali ini kita akan melihat tingkah para fotografer yang demi profesionalisme malah akan membuat kita tersenyum simpul.
Tukang foto ini mengandalkan dua hal untuk jepretannya; feeling dan tahan napas yang panjang
Diantara tumpukan kamera profesional
Dalam kondisi cuaca apapun, sang fotografer harus selalu menjaga kesehatan. Bukan kesehatan dirinya tapi kesehatan kamera.
Tak mau kehilangan momen, lima kamera dengan lensa jarak jauh dipajang. Butuh modal besar untuk sebuah hasil yang memuaskan.
Entah memang berani menantang maut atau sedang naas, fotografer ini nekat mengambil momen berbahaya. Mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Nah, ini yang diceritakan di awal artikel tadi. Fotografer pernikahan bahkan tampil lebih ekspresif dibanding objek fotonya.
Beda tipis antara sniper dengan fotografer
Semoga lalu lintas sedang tidak ramai
Kalau boleh memilih, sepertinya pose yang paling cocok di foto adalah yang memfoto
Demi sebuah angle bagus
Ini adalah seorang fotografer profesional, super pro bahkan.
Resiko menjepret foto makro, tak peduli gaya
Lihat ekspresinya, objek foto bagai sebuah makanan lezat
Ada yang bisa menjelaskan, mengapa foto pertama jepretan harus diambil dengan posisi terbalik?
Good luck, bro!
Menjaga keseimbangan adalah hal lain yang harus dimiliki seorang ahli jepret
Sepertinya cantik, modis dan elegan. Tapi kurang sopan, masa iya harus sampai jongkok di jendela?
Santai sambil berkarya
Post a Comment