Sel kanker dulunya sel normal yang bermutasi akibat kekurangan mitokondria. Karena mitokondria yang tak dimiliki sel kanker adalah generator energi, kekurangan inilah yang membuat sel kanker bergantung pada gula glukosa sebagai bahan bakar utama untuk memperbanyak diri. Jadi ringkasnya, untuk menghentikan sel kanker berkembang dalam tubuh, kita harus menghentikan pasokan makanan utamanya yang tak lain adalah glukosa.
Berangkat dari fakta ini, banyak orang mulai melakukan pembatasan asupan gula lewat pola makan diet glukosa. Kini, pola tersebut telah berkembang menjadi gaya hidup yang semakin populer karena diklaim sangat menyehatkan. Bahkan, penelitian membuktikan penderita kanker stadium lanjut mengalami peningkatan kualitas hidup setelah menjalani diet glukosa yang disebut sebagai Ketofastosis.
Seperti yang dilansir di laman ketofastosis.com, ketofastosis merupakan gabungan dari Ketogenik dan fastosis. Ketogenik merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Sedangkan fastosis sendiri adalah fasting on ketosis yang artinya Puasa dalam kondisi ketosis. Fastosis bukan sebuah pola makan tapi merupakan sebuah gaya hidup yang harus diaplikasikan seumur hidup.
Ketosis adalah kondisi dimana liver manusia memproduksi �keton� untuk digunakan sebagai bahan bakar �fuel� atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.
Sebagai gambaran, tiap hari biasanya mereka hanya makan beberapa potong daging, dan untuk mengurangi rasa lapar sebelum jam makan, mereka mengkonsumsi virgin coconut oil (vco). Selebihnya para pelaku ketofast menjalani hari dengan berpuasa makan boleh minum.
Bagi yang ingin mencoba menjalani gaya hidup ini, kita harus terlebih dahulu melalui proses penyesuaian tubuh yang disebut Protokol Fastosis. Dengan protokol ini tubuh kita secara bertahap akan mengubah fisiologisnya dari memproses gula sebagai sumber energi menuju kepada sumber energi baru, yaitu keton. Anda bisa melihat rinciannya disini.
Pada tahun 1995, diet ketogenik pernah diberikan pada 2 anak penderita kanker otak (astrositoma) dan hasilnya menunjukkan adanya penurunan asupan glukosa oleh sel tumor pada kedua anak tersebut dan satu anak sembuh setelah 12 bulan dan bertahan hidup sampai umur 10 tahun. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa diet ketogenik terbukti dapat menurunkan volume tumor dan meningkatkan angka harapan hidup pada pasien kanker.
Dari sini para ahli kemudian melakukan penelitian lanjutan untuk melihat efek pola makan ketofastosis (LCHF) pada penderita kanker stadium lanjut dimana pengobatan konvensional tak lagi membuahkan hasil. Dan ternyata, setelah menjalani terapi selama 3 bulan, kualitas hidup para penderita kanker tadi mengalami perbaikan. Tingkat emosi pasien menjadi stabil dan keluhan imsonia berkurang. Parameter lainnya menjadi stabil dan tidak makin memburuk. Hebatnya, penerapan pola hidup ketofastosis pada penelitian ini tidak ditemukan efek samping. Kadar lemak atau kolesterol dalam darah tetap tidak berubah.
Dalam sebuah seminar ketofastosis di Jakarta bahkan ditampilkan beberapa orang penyintas kanker (cancer survivor) yang nyawanya terselamatkan setelah menerapkan pola hidup ini. Ibu Tina, seorang pengidap kanker payudara stadium 3 bisa hidup dengan lega karena kankernya tidak lagi menjalar dan berubah menjadi jinak setelah menjalani ketofastosis. Para dokter yang merawatnya bingung dan terheran-heran dengan perubahan dramatis ini.
Jadi, bagi Anda yang ingin menjalani hidup sehat tanpa gula bisa mencoba menjalaninya. Apalagi bagi para penderita kanker, ini adalah sebuah asa baru dalam ikhtiar menuju kesembuhan.
Sumber :
http://www.integrativecanceranswers.com/killing-cancer-cells-by-starving-them-of-sugar/
http://rumahinspirasi.com/mengenal-pola-makan-ketofastosis/
http://www.ketofastosis.com/sel-kanker-glukosa-karbohidrat
http://komunita.id/2016/12/05/tren-gaya-ketofastosis-siap-tidak/
http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/18917/Efek-Diet-Ketogenik-pada-Pasien-Kanker.aspx
https://pulauherbal.com/jurnal/1834-10-hal-tidak-masuk-akal-yang-dikatakan-ahli-diet-mengenai-diet-rendah-karbohidrat.html
Berangkat dari fakta ini, banyak orang mulai melakukan pembatasan asupan gula lewat pola makan diet glukosa. Kini, pola tersebut telah berkembang menjadi gaya hidup yang semakin populer karena diklaim sangat menyehatkan. Bahkan, penelitian membuktikan penderita kanker stadium lanjut mengalami peningkatan kualitas hidup setelah menjalani diet glukosa yang disebut sebagai Ketofastosis.
Apa itu Ketofastosis?
Ketofastosis adalah sebuah pola diet yang benar-benar menjungkir balikkan doktrin pola diet pada umumnya. Bayangkan, diet biasanya menyuruh kita menjauhi lemak, namun ketofastosis malah menganjurkan lemak sebagai bahan energi utama tubuh kita. Kolesterol malah jadi makanan sehari-hari. Anehnya, meski yang dimakan serba lemak dan kolesterol, mereka yang menjalaninya mengaku malah menjadi semakin sehat dan bertubuh ideal.Seperti yang dilansir di laman ketofastosis.com, ketofastosis merupakan gabungan dari Ketogenik dan fastosis. Ketogenik merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Sedangkan fastosis sendiri adalah fasting on ketosis yang artinya Puasa dalam kondisi ketosis. Fastosis bukan sebuah pola makan tapi merupakan sebuah gaya hidup yang harus diaplikasikan seumur hidup.
Ketosis adalah kondisi dimana liver manusia memproduksi �keton� untuk digunakan sebagai bahan bakar �fuel� atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.
Bagaimana menerapkan pola makan ketofastosis?
Orang dengan pola makan ketofastosis mirip dengan pola makan hewan karnivora, dimana mereka hanya mengonsumsi daging dan lemak sebagai sumber utama makanannya. Pola makan ketogenik adalah pola makan tinggi lemak, protein sedang dan rendah karbohidrat dengan persentase Lemak 75% Protein 20% dan Karbohidrat 5% sering juga disebut sebagai diet low carb high fat atau LCHF. Jadi sehari-hari mereka tak lagi mengonsumsi nasi sebagai makanan utama. Kalaupun tetap makan nasi atau sejenisnya, asupan karbohidrat maksimum tiap hari hanya berkisar 10 -20 gr.Sebagai gambaran, tiap hari biasanya mereka hanya makan beberapa potong daging, dan untuk mengurangi rasa lapar sebelum jam makan, mereka mengkonsumsi virgin coconut oil (vco). Selebihnya para pelaku ketofast menjalani hari dengan berpuasa makan boleh minum.
Bagi yang ingin mencoba menjalani gaya hidup ini, kita harus terlebih dahulu melalui proses penyesuaian tubuh yang disebut Protokol Fastosis. Dengan protokol ini tubuh kita secara bertahap akan mengubah fisiologisnya dari memproses gula sebagai sumber energi menuju kepada sumber energi baru, yaitu keton. Anda bisa melihat rinciannya disini.
Barita Raja Nasution, seorang yang baru menerapkan gaya hidup ini sebulan terakhir, mengaku mengalami perubahan drastis pada tubuhnya. Asam urat yang dideritanya 2 tahun terakhir tak lagi kambuh dan berat badannya berangsur menjadi ideal. "Fisiologis tubuh saya sekarang menjadikan protein, lemak, dan kolesterol sebagai sumber energi tubuh saya. Hal ini karena saya mengikuti pola hidup Ketofastosis," ujarnya.
"Ketofastosis tidak mengharamkan makanan yang dihalalkan Allah dan Rasul-Nya. Ketonian boleh makan nasi misalnya dan juga makanan lainnya kalau yang bersangkutan ingin. Benang merahnya terletak pada keinginan seseorang yang mengikuti pola hidup ketofastosis, bukan pada aturan diet. Karena ketofastosis bukan diet, tapi pola hidup."
Jadi, seorang ketonian (orang yang menerapkan pola hidup ketofastosis) tetap boleh makan nasi bila ingin, tapi tak menjadikannya sumber energi utama.
Benarkah ketofastosis bisa melawan kanker?
Diet ketogenik sudah digunakan untuk terapi epilepsi pada anak sejak tahun 1920. Selain itu, diet ketogenik juga dipakai dalam terapi menurunkan berat badan meskipun masih kontroversial efek positifnya terhadap kadar trigliserida, insulin, dan tidak adanya efek samping.Pada tahun 1995, diet ketogenik pernah diberikan pada 2 anak penderita kanker otak (astrositoma) dan hasilnya menunjukkan adanya penurunan asupan glukosa oleh sel tumor pada kedua anak tersebut dan satu anak sembuh setelah 12 bulan dan bertahan hidup sampai umur 10 tahun. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa diet ketogenik terbukti dapat menurunkan volume tumor dan meningkatkan angka harapan hidup pada pasien kanker.
Dari sini para ahli kemudian melakukan penelitian lanjutan untuk melihat efek pola makan ketofastosis (LCHF) pada penderita kanker stadium lanjut dimana pengobatan konvensional tak lagi membuahkan hasil. Dan ternyata, setelah menjalani terapi selama 3 bulan, kualitas hidup para penderita kanker tadi mengalami perbaikan. Tingkat emosi pasien menjadi stabil dan keluhan imsonia berkurang. Parameter lainnya menjadi stabil dan tidak makin memburuk. Hebatnya, penerapan pola hidup ketofastosis pada penelitian ini tidak ditemukan efek samping. Kadar lemak atau kolesterol dalam darah tetap tidak berubah.
Dalam sebuah seminar ketofastosis di Jakarta bahkan ditampilkan beberapa orang penyintas kanker (cancer survivor) yang nyawanya terselamatkan setelah menerapkan pola hidup ini. Ibu Tina, seorang pengidap kanker payudara stadium 3 bisa hidup dengan lega karena kankernya tidak lagi menjalar dan berubah menjadi jinak setelah menjalani ketofastosis. Para dokter yang merawatnya bingung dan terheran-heran dengan perubahan dramatis ini.
Jadi, bagi Anda yang ingin menjalani hidup sehat tanpa gula bisa mencoba menjalaninya. Apalagi bagi para penderita kanker, ini adalah sebuah asa baru dalam ikhtiar menuju kesembuhan.
Sumber :
http://www.integrativecanceranswers.com/killing-cancer-cells-by-starving-them-of-sugar/
http://rumahinspirasi.com/mengenal-pola-makan-ketofastosis/
http://www.ketofastosis.com/sel-kanker-glukosa-karbohidrat
http://komunita.id/2016/12/05/tren-gaya-ketofastosis-siap-tidak/
http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/18917/Efek-Diet-Ketogenik-pada-Pasien-Kanker.aspx
https://pulauherbal.com/jurnal/1834-10-hal-tidak-masuk-akal-yang-dikatakan-ahli-diet-mengenai-diet-rendah-karbohidrat.html
Post a Comment