terutamasehat.blogspot.com - Anda mungkin telah melihat sangat banyak foto para juara Olimpiade yang menggigit medali emasnya. Tapi tahukan alasan yang melatar belakangi mereka melakukan itu? Menggigit medali bukan tren baru. Para juara olahraga telah menggigit medali yang didapatnya sejak tahun 1991.
Tradisi ini sebenarnya memiliki sejarah yang panjang. Dahulu kala, orang-orang kuno mengecek kualitas emas dengan cara menggigitnya. Karena emas adalah jenis logam mulia yang lunak, maka bili digigit akan meninggalkan bekas gigitan dipermukaannya.
Jadi, para atlet juara seakan 'mengecap' emas yang mereka dapat, berpura-pura sedang memeriksa apakah emas yang mereka dapatkan memang asli. Kalau memang memang telah lama ada, lalu mengapa tradisi ini baru mulai di tahun 1991?
Alasannya sangat sederhana, para fotograferlah yang meminta mereka melakukannya. Bagi para juru foto, pose para juara yang hanya berdiri tegak dengan medalinya sambil tersenyum sudah membosankan. Fotografer kreatif lalu berimprovisasi dan menyuruh mereka berpose bebas sambil menggigit medali, seolah mereka sedang mengetes keaslian medali emasnya.
Lucunya, ternyata medali emas yang atlet menangkan tidak murni. Kandungan emasnya hanya sekitar 7 persen, 73 persen selebihnya adalah perak. Bahkan medali emas pada Olimpiade tahun 1912 hanya mengandung 1,2 % emas.
Tradisi menggigit medali memang tampak menyenangkan, tapi kadang bisa menyakitkan. Pada tahun 2010, David Moeller, harus kehilangan sebuah giginya karena terlalu bersemangat saat menggigit medali.
Itulah sebabnya kini banyak atlit yang lebih memilih mencium medalinya sebagai tanda penghormatan dan cinta pada Olimpiade dan olahraga. Meski faktanya medali emas yang didapat bukanlah emas murni dan bisa beriko merontokkan gigi bila digigit, medali Olimpiade tetaplah hadiah paling besar dan paling prestisius yang bisa diraih sang juara.
Sumber : brightside.me
Post a Comment