Tapi ada yang salah kali ini. Sampai kumandang lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan, bendera ternyata tak kunjung berkibar. Anggota paskibra yang bertugas menaikkan bendera malah kembali melipat bendera. Para pelatih yang mengawasi tampak bingung dan segera menghampiri mereka.
Ternyata tali pengait bendera rusak, sehingga bendera tak mau naik. Setelah beberapa pelatih memperbaiki pengait, lagu Indonesia Raya kembali dinyanyikan untuk kedua kalinya dan bendera akhirnya bisa berkibar di ujung tiang. Para Anggota Paskibra tampak tak bisa menahan kesedihannya, meski derap kaki mereka tetap lantang, namun airmata mereka bercucuran sepanjang perjalanan kembali.
Melihat pemuda-pemudi pilihan ini menangis sedih, masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut spontan ikut menangis. Namun mereka langsung memberikan semangat dan meyakinkan kalau kejadian tersebut bukan salah mereka.
Tiga orang pembawa bendera yang ditugaskan menaikkan bendera merasa paling bersalah. Mereka menangis tersedu-sedu dan menutup wajahnya. Begitu pelatihnya datang, mereka langsung memeluk pelatih menumpahkan kesedihannya.
Dari keterangan pelatih, bendera tak mau naik karena pengait bendera ternyata rusak. Mereka ternyata telah berulangkali mengajukan keluhan tali pengait bendera yang sering macet. Menurut pelatih, tindakan pengibar bendera telah tepat. Mereka tidak memaksakan diri untuk menaikkan bendera karena akan beresiko tali bendera putus dan bendera malah bisa jatuh ke tanah.
Namun tangisan para anggota Paskibra tak bisa dihentikan. Bagaimanapun mereka merasa telah menjalankan tugas dengan tidak sempurna. Yang pasti, tak ada satu pihakpun yang menyalahkan mereka. Kita malah patut berbangga, tangisan mereka adalah tangisan rasa tanggungjawab dan cinta tanah air. Mereka adalah calon penerus bangsa yang tindakan dan reaksi spontannya layak mendapat penghormatan.
Salut buat kalian.
Post a Comment