Latest News

Thursday, October 1, 2015

Para Terpidana Mati Dan Kata-kata Terakhirnya Yang Mendunia

terutamasehat.blogspot.com - Hal buruk bisa saja terjadi, bagaimana kematian seseorang tidak bisa diketahui akan seperti apa nantinya. Apakah akan mati sebagai korban kejahatan atau bahkan sebagai penyebab kematian seseorang. Berikut ini adalah deretan kisah para terpidana mati yang divonis karena telah menghilangkan nyawa orang lain dan juga tuduhan sebagai penyihir.

Diambang kematiannya, mereka diberikan kesempatan untuk mengutarakan kata-kata terakhirnya. Tetapi pesan kematian para terpidana mati ini bukanlah pesan yang penuh makna, melainkan pesan yang bernada kemarahan, ketidakpuasan bahkan ada pesan yang berisi candaan.

Simak kisah singkat tentang kehidupan mereka dan pesan terakhir mereka yang begitu mendunia.


Sarah Good
Sarah Good, wanita yang dihukum gantung dengan tuduhan sebagai penyihir pada tahun 1692 diusianya yang ke 39. Kejadian ini berlangsung di Salem, Massachusetts dimana mereka akan menggantung orang-orang yang berprofesi sebagai penyihir. Beberapa warga telah menuduh Sarah memantrai warga dengan mantra jahat dan menyerang seorang gadis.

Tuduhan untuk Sarah sebenarnya tidak memiliki cukup bukti, namun beberapa orang yang dituduh sebagai penyihir mengatakan bahwa Sarah adalah penyihir. Juga suaminya William mengatakan bahwa di tubuh Sarah terdapat tanda Iblis. Selain Sarah, penyihir lainnya yang juga dihukum gantung adalah Elizabeth Howes, Sarah Wildes, Rebecca Nurse dan Susannah Martin.


Sebelum digantung, inilah kata-kata terakhir Sarah Good:
"You are a liar. I am no more a witch than you are a wizard. And if you take away my life God will give you blood to drink" 

(Kau pembohong. Aku bukan lagi seorang penyihir melainkan kaulah sang penyihir. Dan jika kau mengambil nyawaku maka Tuhan akan memberikanmu darah untuk diminum )

Kalimat itu ia tujukan kepada hakim dan konon menurut cerita sang hakim Nicholas Noyes yang memaksa Sarah mengakui dirinya sebagai penyihir meninggal karena pendarahan di mulutnya.

Robert Alton Harris
Robert Alton Haris dijatuhi hukuman karena melakukan pembunuhan dan tindakan kriminal lainnya. Di tahun 1992 ia dieksekusi di penjara San Quentin atas kasus pembunuhan dua remaja laki-laki di San Diago. Berita ini menjadi besar di California karena ini adalah eksekusi pertama sejak tahun 1967.


Harris semenjak kecil telah mengalami kekerasan dan saat usia 14 tahun ia ditinggalkan oleh ibunya. Tak lama sepeninggal ibunya Harris bergabung dengan geng remaja dan ditugasi untuk mencuri mobil. Atas kasus pembunuhannya itu ia dieksekusi dalam sebuah kamar gas dan kata-kata terakhir Harris :
"You can be a king or a street sweeper, but everyone dances with the Grim Reaper"

(Kamu bisa jadi seorang raja atau seorang penyapu jalanan, tapi tiap orang akan berdansa dengan kematian)

Sebelum eksekusi dilaksanakan Harris meminta 21 potong ayam KFC, 2 porsi besar pizza Domino, es krim, jelly bean, 6 kaleng Pepsi dan sebungkus rokok sebagai hidangan terakhirnya.

Thomas J. Grasso 
Pria ini dieksekusi dengan suntikan mati atas beberapa kasus pembunuhan. Dia mencekik seorang wanita berusia 87 tahun bernama Hilda Johnson. Dia dibunuh dikediamannya sendiri di Tulsa. Grasso  mencuri televisi sang wanita dan uang sebesar $8 serta recehan sejumlah $4.

Dia dan istrinya kemudian pindah ke New York dan disana dia juga membunuh seorang pria berusia 81 tahun dan mencuri cek jaminan sosialnya. Ketika tertangkap dia mengakui segala tuduhan atas beberapa kasus pembunuhan tersebut.


Sebelum hari eksekusi tiba Grasso memiliki permintaan 24 buah kerang rebus, 24 buah tiram, double cheeseburger dari King Burger, 6 buah iga panggang, 2 strawberry milkshake, satu setengah pie labu dengan whipped cream, stroberi dipotong dadu dan sekaleng SpaghettiOs sebagai makanan terakhirnya. Namun spageti yang dimintanya tidak terpenuhi diganti dengan spageti bakso biasa seberat 16 ons.

Dan kata-kata terakhir yang disampaikan Grasso sebelum kematiannya :
"I did not get my SpaghettiO's, I got spaghetti. I want the press to know this"

(Aku tidak mendapatkan SpaghettiO-ku, aku dapat spageti. Aku mau pers tau tentang ini)

Tampaknya Grasso ingin menyampaikan kalau dia tidak mendapatkan semua yang dia inginkan disaat-saat terakhir kehidupnya.

George Appel 
Dieksekusi karena telah membunuh seorang perwira polisi pada tahun 1920. Masih banyak keraguan dan pertanyaan atas kasus yang dituduhkan kepada Appel apakah dia benar-benar telah melakukan kejahatan. Satu-satunya alasan kenapa ia dihukum karena terdapat laporan yang menyatakan ia tengah berdebat dengan seorang perwira polisi dan kemudian polisi tersebut ditemukan tewas.


Akhirnya dia dijatuhi hukuman mati dengan menggunakan kursi listrik dan kalimat terakhir yang ia utarakan adalah :
"Well, gentlemen. You are about to see a baked Appel"

(Nah, Tuan-tuan. Anda akan melihat Appel panggang) 

Dipenghujung hidupnya pun kelihatannya Appel masih memiliki selera humor.

Clarence Ray Allen
Allen dieksekusi dengan suntikan mematikan pada tanggal 17 Januari 2006 karena membunuh tiga orang, sehari setelah ulang tahun ke-76 nya, di San Quentin State Prison, California. Ia menjadi narapidana kedua tertua yang akan dieksekusi di Amerika Serikat sejak tahun 1976 (John B. Nixon dari Mississippi dieksekusi pada tahun 2005 pada usia 77).

Allen ditemani oleh empat petugas pemasyarakatan yang membantunya bergerak ke ruang eksekusi, meskipun pengamat menyatakan bahwa ia bergerak sendiri. Semua yang hadir menyaksikan eksekusi Allen terkejut ketika sipir mengatakan bahwa ia membutuhkan suntikan kalium tambahan  untuk menghentikan jantung Allen.


Allen menulis sebuah pernyataan terakhirnya, yang segera dibaca setelah eksekusi:
"My last words will be 'Hoka hey, it's a good day to die'. Thank you very much. I love you all. Good bye"

(Kata-kata terakhir saya adalah  'Ayo, ini hari yang baik untuk mati. Terima kasih banyak. Aku mencintai kalian semua. Selamat tinggal.)

Allen meninggal dengan bulu elang di dadanya. Dia mengenakan tas obat di lehernya, dan ikat kepala manik-manik. Sesaat sebelum eksekusi dia sempat dikunjungi oleh dua penasihat spiritual asli Amerika.

No comments:

Post a Comment