Sekarang ia hanya ingin kedua orangtuanya bisa berteman lagi, dan meminta mereka menurunkan egonya masing-masing. "Aku ingin ibu, dan ayahku bisa berdamai, dan menjadi sahabat. Aku tak bermaksud kasar. Aku hanya ingin kita semua bisa menjadi teman, dan jika aku bisa bersikap baik, kukira kita semua bisa bersikap baik juga," katanya menasehati, sambil mencoba menjalaskan apa yang ia rasakan kepada ibunya.
Perceraian akan berdampak buruk pada anak, seberapapun umur mereka. Mereka harus menyesuaikan jadwal bertemu dengan kedua orangtuanya, hidup sehari-hari dengan satu orangtua pada satu waktu, bahkan mungkin mereka akan menyaksikan bagaimana orangtuanya jatuh cinta kembali dengan orang lain. Dengan kata lain, hidup mereka akan berubah secara drastis.
Dan Tiana berharap hidupnya akan lebih baik dari keluarga broken home lainnya. Di usianya yang baru 6 tahun, cara ia menyampaikan perasaan hatinya sungguh sangat luar biasa. Ibunya tampak terharu menyaksikan sang anak dengan bijak menasehati ibu dan ayahnya. Dia hanya ingin kedua orangtuanya bisa selalu tersenyum kembali. Setelah ia selesai menasehati kedua orangtuanya lewat rekaman handphone, ibunya terdiam sejenak dan akhirnya hanya bisa berucap "Terimakasih, Tiana.. Ibu cinta kamu".
Post a Comment