Raja Sepuh Sihanouk Meninggal Dunia : Kamboja Kehilangan Tokoh Besarnya


Bekas Raja Kamboja yang sudah lengser Norodom Sihanouk wafat pada usia 90 tahun di Beijing Senin dini hari (15/8/2012) karena usia lanjut.

“Bekas Raja kami wafat pada pukul 02:00 Senin dinihari di Beijing, karena sebab alami dan sudah sepuh,” ujar Wakil Perdana Menteri Kamboja Nhik Bun Chhay kepada kantor berita China Xin Hua melalui sambungan telepon internasional.

“Ini adalah kehilangan besar bagi Kamboja. Kami merasa sangat sedih dan berduka. Paduka Yang Mulia Sihanouk adalah seorang raja agung yang sangat kami hormati dan cintai,” tambahnya.

Semasa hidupnya, Sihanouk tampak selalu tersenyum di mana pun, didampingi permaisuri sepuh tercinta Norodom Monineath. Ia tampak sumringah ketika bertemu dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 1991, ketika penyelesaian masalah Kamboja dimediasi dalam Jakarta Informal Meeting.

Para dokter di Bejing bertahun-tahun berusaha menangani penyakit bekas raja yang mukanya mirip Presiden Soeharto ini. Ia menderita karena serangan kanker, hipertensi dan diabetes.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1916139.jpg

Sihanouk lahir pada 31 Oktober 1922. Beliau meduduki singgasana kerajaan Kamboja pada 1941 hingga 1955, dan sekali lagi pada 1993 sampai 2004. Setelah lengser, beliau dikenal sebagai Ayahanda Raja Kamboja, posisi yang dianggap penting dalam monarkhi konstitusional. Kedudukannya digantikan oleh puteranya Norodom Sihamoni.

Sihanouk adalah putera pasangan Raja Norodom Suramarit dan permaisuri Ratu Sisowath Kossamak. Sihanouk pernah menduduki berbagai posisi sejak 1941, karena itu disebut sebagai politis yang berbagai jabatan politik penting.

Termasuk penunjukkannya sebanyak dua kali sebagai raja, dua kali menjadi pangeran, sekali sebagai pressiden, dua kali menjadi perdana menteri, termasuk sejumlah jabatan pimpinan semasa hidup dalam pengasingan setelah beliau digulingkan oleh militer pimpinan jenderal Lon Nol. Bahkan beliau bersedia diperlakukan sebagai boneka kepala pemerintahan Khmer Rouge antara 1975-1976.

Sebagian besar jabatan-jabatan ini hanyalah upaya mengguncang Kamboja, termasuk jabatan sebagai raja konstitusional Kamboja. Sihanouk secara efektif memerintah Kamboja dari 9 November 1953, saat Prancis memberikan kemerdekaan kepada Kamboja, hingga 18 Maret1970, saat beliau digulingkan ketua Majelis Nasional Jenderal Lon Nol.

Sihanouk sangat dekat dengan china. Bahkan menganggapknya sebagai tanah air keduanya. “Saya selalu menganggap China sebagai tanah air kedua saya... hanya China yang telah mendukung kami, perlawanan Khmer, Uni Soviet tidak menginginkan kita,” katanya pada 1971. Pemerintah China pun memuji mantan raja Kamboja ini sebagai “teman baik orang-orang China”.


sumber :http://web.inilah.com/read/detail/1916139/kamboja-kehilangan-tokoh-besarnya

Post a Comment

Previous Post Next Post