CANBERRA - Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Murdoch University di Australia menyimpulkan bahwa DNA makhluk hidup tidak akan selamat, apabila usianya telah mencapai lebih dari 6,8 juta tahun lalu. Temuan ini jelas bertentangan dengan kemungkinan mereplikasi dinosaurus hidup, sebab kebanyakan dinosaurus punah sekitar 65 juta tahun lalu.
Para ilmuwan sebelumnya mengklaim telah mampu mengekstraksi DNA dinosaurus dari fosil, di mana mereka mencoba untuk mengungkap terkait "mitos Jurassic Park". "Kami secara permanen, terkendala oleh mitos Jurassic Park ini yang telah muncul sejak awal tahun sembilan puluhan," kata Mike Bunce, pemimpin riset kepada Sydney Morning Herald, seperti dilansir Telegraph, Jumat (12/10/2012).
Ilmuwan telah lama memeriksa, apakah DNA dinosaurus bisa selamat. "Mitos ini masih ada. Bahkan, ilmuwan lain bertanya apakah kemungkinan ini bisa dibuktikan," tuturnya.
Proyek ini digambarkan oleh buku terlaris Michael Crichtin dan film Stephen Spielberg. Sementara itu, beberapa makalah mengklaim DNA serangga berusia 135 juta tahun lalu, bisa diekstraksi dari amber (fosil resin pohon).
Akan tetapi, kemungkinan tersebut terbantahkan, setelah sisa-sisa DNA serangga itu terkontaminasi dengan material genetik manusia. Studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B ini, didasarkan pada penanggalan karbon dari tulang moa. Moa merupakan burung asal Selandia baru yang telah punah.
Peneliti menemukan bahwa DNA dari tulang moa terbelah setelah 521 tahun. Peneliti mengatakan, pada suhu minus lima derajat dan usia DNA mencapai 6,8 juta tahun, fragmen terakhir dari DNA dalam tulang itu akan menghilang.
"Namun, hal ini mungkin di sekira 1 juta tahun dalam kondisi beku. Anda bisa mengekstrak sedikit DNA dan melakukan sesuatu dengan hal itu," pungkas Bunce. (fmh)
Post a Comment