Toyota Fortuner 2.7 V AT 4 x 4 adalah mobil yang digunakan dalam kegiatan Pertamina Fastron Euroasia Yepe Expedition. Ini adalah perjalanan melintasi benua Asia dan Eropa. Jarak tempuhnya sejauh 27 ribu km. Tim ini melintasi 23 negara dan kurang lebih 60 kota. Jumlah anggota tim-nya ada 16 orang yang mengendari empat buah mobil.
Spoiler for fortuner:
Toyota Grand New Fortuner 2.7 V A/T 4×4 berbahan bakar bensin dengan kapasitas 2700cc. Mobil ini mengusung mesin 2 TR-FE 2.7 L DOHC 16 Valve VVT-i yang tangguh dan dapat digunakan di segala medan, serta mendapat sertifikasi kelayakan uji emisi Euro-2. Pada ekspedisi ini, seluruh pelumas sistem mekanis menggunakan produk Pertamina. Termasuk pula minyak rem dan radiator coolant.
SUV ini dilengkapi power seat adjuster pada kursi pengemudi, corner and parking sensor, touch screen audio video system with Toyota navigation, serta parking camera.
Menerjang Banjir Bandang Thailand Mengenai kondisi geografis Thailand sih sebenarnya nggak terlalu beda jauh dengan kondisi geografis di Indonesia. Kebetulan kan kedua negara ini masih berada di kawasan Asia Tenggara. Tapi, kondisi Thailand menjadi semakin menantang karena pada saat rombongan tiba di sana, Thailand sedang dilanda banjir bandang. Meski demikian, rombongan Fortuner ini berhasil melewati wilayah banjir dengan selamat. Tidak hanya itu, Gan, keempat mobil ini pun sempat menjalani pemeriksaan di bengkel Toyota yang ada di Thailand. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi mobil pada kondisi prima untuk melanjutkan perjalanan menuju perbatasan Thailand - Laos. |
Menembus Gurun di China Tim menghabiskan waktu 19 hari 18 malam untuk melintasi negeri yang menghubungkan Asia Tenggara dan Asia Tengah itu. Tantangan pertama yang harus dilalui di wilayah ini adalah adalah kota Don Huang di Propinsi Gansu yang terkenal dengan padang pasir Mingsha Mountain. Mingsha Mountain merupakan daerah hamparan padang pasir tandus. Di Negeri Tirai Bambu ini, odometer perjalanan dari Jakarta telah mencapai 10.000 km lebih. Perjalanan yang penuh tantangan dari Kun Ming, dilanjutkan ke Chengdu. Kali ini rute yang dilewati merupakan jalan bebas hambatan yang berada di atas danau. Mesin bensin empas silinder berkapasitas 2.7 liter yang didukung teknologi DOHC dan VVT-i bisa menghasilkan power yang cukup berlimpah untuk melesat di jalan tol. Bukan hanya medan yang sulit, Gan, tapi suhu udara pun cukup dingain, Kendati begitu cuaca tergolong sangat dingin, 15-17 derajat Celcius. Maklum saja, medan yang dilalui berada di atas ketinggian 2.800 meter dari permukaan air laut. Ini tantangan besar bagi mesin. Meski pada kondisi sulit seperti itu pun, fortuner tetap bisa melaluinya. |
Menerjang Gunung Es di Asia Tengah Selepas China, setelah menempuh lebih dari 10.000km dan melewati kawasan tropis, banjir di Thailand, gurun pasir Taklimakan di Xinjiang, China, empat unit Toyota Grand Fortuner 2.7 V AT 4x4 yang mengantarkan ekspedisi Pertamina Fastron EuroAsia akhirnya sampai juga di kawasan Asia Tengah. Mobil ini disiapkan untuk kawasan tropis, tapi pas sampai di Kyrghyztan, tim harus melintasi gunung bersalju dan kontur jalan berliku-liku. Suhu udara di sini ternyata lebih dingin lagi, Gan, bisa mencapai 1 derajat Celcius. Berkendara selama lebih dari 22 jam dari Kota Kashgar, Cina menuju ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek, tim merasakan suhu minus 10 derajat celcius dan berkendara hampir 100 km di jalan yang beralaskan salju tebal dan gunung yang diselimuti salju. Namun, Agan gak perlu khawatir, dalam kondisi se-ekstrem itu pun bisa dilalui. Kondisi ekstrim itu praktis harus dihadapi tim dan Fortuner sepanjang perjalanan melintasi kawasan Asia Tengah hingga Iran. Kawasan dataran tinggi yang kering, berbukit-bukit dan keras. Rute yang dilewati sampai ketinggi 3900dpl (dari permukaan laut). Sebagai pembanding, gunung Semeru yang tertinggi di Jawa, puncaknya hanya 3676m. Tantangan yang keras, karena bukan suhu yang turun hingga dibawah nol derajat celcius tapi juga oksigen yang makin tipis di dataran tinggi. Namun sejauh itu, Fortuner tetap tangguh dan tidak mengalami hambatan apapupun. Salah satu kuncinya adalah teknologi VVT-I yang didukung sensor oksigen. Sistem ini mampu mendeteksi jumlah oksigen yang masuk ke ruang bakar. Dengan tahu jumlah oksigen yang masuk, system bisa menakar kebutuh oksigen yang diperlukan. Katup masuk ke ruang bakar juga bisa di kendalikan lama bukaannya disesuaikan dengan kondisi medan dan beban mobil. Dengan demikian mesin selalu bisa memproduksi tenaga yang dibutuhkan sesuai kebutuhan. Di Iran, empat unit Fortuner ini bisa melaju dengan kecepatan tinggi melewati highway yang melintasi negeri para Mullah itu menuju Turki, pintu gerbang Eropa. |
Post a Comment