"Jadi, belum habis. Masyarakat tidak perlu khawatir, Pertamina tetap menyalurkan premium secara normal," kata Juru Bicara Pertamina, Ali Mundakir di Jakarta, Minggu.
Sebelumnya, kuota premium bersubsidi diperkirakan habis pada pertengahan September ini.
Menurut Ali, sisa kuota premium tersebut masih mencukupi sampai DPR memberi persetujuan penambahannya yang diperkirakan pada pekan ini.
Ia mengatakan, hingga 15 September 2012, kuota premium untuk DKI Jakarta telah terserap sebesar 97,5 persen.
"Dengan permintaan rata-rata sekitar 6.000 kiloliter per hari, maka kuota BBM yang tersedia masih cukup untuk sekitar tujuh hari ke depan," ujarnya.
Kalaupun hingga lewat tujuh hari belum ada keputusan tambahan kuota, lanjutnya, berdasarkan koordinasi dengan Ditjen Migas Kementerian ESDM dan BPH Migas telah diputuskan pengalihan sebagian sisa kuota minyak tanah ke premium.
"Dengan demikian, pasokan prermium tetap aman," ujarnya.
Pertamina juga tetap mempertahankan stok di level aman, yaitu sekitar 17 hari untuk premium dan 21 hari solar.
"Ketahanan stok menjadi kontribusi Pertamina sebagai perusahaan negara dalam mengamankan ketahanan energi nasional," papar Ali.
Pertamina, menurut dia, berpedoman pada Perpres No 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dalam pendistribusian BBM subsidi.
Sesuai peraturan tersebut, Pertamina telah memastikan BBM subsidi terdistribusi dengan tepat, seperti melalui penerapan "point of sales" di Kalimantan, penggunaan GPS "tracking system" pada mobil tangki BBM, dan "automation system" di terminal BBM.
Post a Comment