Seorang bocah 11 tahun hanya bermodal 24 yuan (setara 35 ribu Rupiah) berjalan kaki selama 11 hari sepanjang 150 km di atas jalan tol.
Wu, demikian namanya. Ia tinggal di rumah neneknya di propinsi Jianxi. Orang tuanya bekerja di kota Shishi, propinsi Fujian.
Wu, demikian namanya. Ia tinggal di rumah neneknya di propinsi Jianxi. Orang tuanya bekerja di kota Shishi, propinsi Fujian.
Awal Juli 2012, Wu dibawa untuk tinggal bersama orang tuanya di Shishi. Namun ia tak kerasan tinggal bersama ayah-ibunya, karena sang ayah terlalu membebani dengan banyak pekerjaan rumah.
Akhirnya, tanggal 14 Juli Wu mengambil uang 4 yuan dari dalam laci dan meninggalkan rumah. Tujuannya hanya satu, kembali ke rumah nenek.
Setelah keluar rumah, ia bingung tak tahu cara melaksanakan keinginannya. Maka Wu memutuskan berjalan di jalan tol, yang ia percaya itu satu-satunya jalan menuju rumah nenek. Yang penting ia harus berjalan secepat mungkin menuju propinsi Jiangxi agar cepat sampai.
Saat malam tiba, ia tidur di area parkir darurat (semacam tempat istirahat / rest area).
Ia sempat bingung. Uang di kantongnya hanya 4 yuan, mana cukup untuk membeli makan dan minum? Untunglah di hari pertama perjalanannya, Wu bertemu orang yang mau memberinya sedekah sebanyak 20 yuan.
Akhirnya, tanggal 14 Juli Wu mengambil uang 4 yuan dari dalam laci dan meninggalkan rumah. Tujuannya hanya satu, kembali ke rumah nenek.
Setelah keluar rumah, ia bingung tak tahu cara melaksanakan keinginannya. Maka Wu memutuskan berjalan di jalan tol, yang ia percaya itu satu-satunya jalan menuju rumah nenek. Yang penting ia harus berjalan secepat mungkin menuju propinsi Jiangxi agar cepat sampai.
Saat malam tiba, ia tidur di area parkir darurat (semacam tempat istirahat / rest area).
Ia sempat bingung. Uang di kantongnya hanya 4 yuan, mana cukup untuk membeli makan dan minum? Untunglah di hari pertama perjalanannya, Wu bertemu orang yang mau memberinya sedekah sebanyak 20 yuan.
Selama 11 hari perjalanan, Wu hanya bisa membeli 5 botol air mineral dan 2 potong roti. Saat bekal minumannya habis, ia terpaksa meminum air keran yang ada di rest area.
Pada tanggal 24 Juli, seorang pekerja jalan tol melihatnya. Tubuh Wu sudah hitam, berdebu, dan penuh memar. bocah ini pun segera diserahkan kepada kepolisian setempat.
Kepada polisi, Wu menceritakan semuanya.
"Awalnya saya sangat takut karena mobil-mobil berkecepatan tinggi bersliweran di depan saya, tapi akhirnya saya jadi terbiasa," katanya kepada polisi.
Akhirnya Wu dijemput orang tuanya di kantor polisi, kemudian dibawa ke rumah sakit.
Pada tanggal 24 Juli, seorang pekerja jalan tol melihatnya. Tubuh Wu sudah hitam, berdebu, dan penuh memar. bocah ini pun segera diserahkan kepada kepolisian setempat.
Kepada polisi, Wu menceritakan semuanya.
"Awalnya saya sangat takut karena mobil-mobil berkecepatan tinggi bersliweran di depan saya, tapi akhirnya saya jadi terbiasa," katanya kepada polisi.
Akhirnya Wu dijemput orang tuanya di kantor polisi, kemudian dibawa ke rumah sakit.
Sumber:
whatsonningbo.
whatsonningbo.
Post a Comment