Kenyataan di lapangan :
* Di beberapa kota besar, lebih dari 70% fisik warnet tutup
* Kebanyakan warnet digantikan oleh produk akses Internet lain, seperti:
o melalui sekolah
o melalui kantor
o RT-RW-Net
* Untuk dapat jalan, bisnis warnet memerlukan investasi besar :
o Satu warnet minimal butuh 8 komputer Rp 24.000.000,-
o Perangkat akses Internet (modem, switch) Rp 1.000.000,-
o Sewa ruangan, kursi, meja, AC, alat lain Rp 15.000.000,-
o Total investasi Rp 40.000.000,-
* Dari 8 komputer, dengan asumsi pendudukan kursi 8 jam sehari, dengan harga jual Rp 2.500,- per jam, maka di dapat penghasilan Rp 160.000,- per hari atau dalam sebulan 26 hari kerja jumlahnya –
Rp 4.160.000,-
* Pengeluaran bulanan meliputi :
o Sewa akses Internet 3,2 Mbps - Rp 2.000.000,-
o Biaya operasi dan 4 orang staf - Rp 2.000.000,-
o Listrik – air - Rp 500.000,-
o Total biaya bulanan - Rp 4.500.000,-
* Belum dihitung:
o Penyusutan investasi untuk 24 bulan –
Rp 1.000.000,- per bulan
* Dengan modal Rp 40.000.000,- apakah menarik kalau harus “nombok” setiap bulannya ?
* Kalau tidak membayar akses Internet, maka pola bisnisnya menjadi berubah – warnet menjadi game network dan dapat menambah keuntungan Rp 5.000.000,- setiap bulannya
* Selain tidak perlu mengeluarkan biaya akses Internet, game network juga punya pendudukan yang tinggi, karena sekali bermain pesertanya kelipatan empat atau delapan
* Kalau ada kombinasi akses Internet dan game network, maka masih dapat diambil keuntungan yang cukup lumayan, tetapi harus mengubah investasinya yang kemungkinan beberapa kali lipat
Kesimpulan :
* Pendirian warnet harus dengan tambahan fasilitas lain dan penanganan khusus di setiap tempatnya
* Dapat dijadikan ujung tombak penyebaran informasi dan pusat pembelajaran
* Harus ada aturan yang dapat menempatkan bisnis ini secara legal
Saran :
* Warnet harus dikombinasikan dengan berbagai fasilitas, yang paling cocok adalah disanding bersama perpustakaan daerah yang sudah terkesan pusat mengumpulnya masyarakat yang ingin mendapatkan informasi
* Di dalam warnet, disediakan e-learning dalam bahasa Indonesia
* Bahan-bahan dari program Warintek dapat dimasukan ke dalam paket warnet ini
* Memotong biaya akses Internet
* Kementerian yang terkait menyediakan bahan pembelajaran elektronik
o Membuat modul belajar yang dapat diakses melalui jaringan Internet – sehingga satu biaya dapat di bagi terhadap beberapa kota (warnet)
o Mengumpulkan video clip atau Power Point yang dipakai untuk visualisasi pembelajaran, dibarengi dengan meneruskan program CD Mencerdaskan Bangsa dari Warintek
o Menyediakan tenaga edukasinya, untuk membantu yang sedang belajar di warnet
* Memberikan kredit lunak untuk pembangunan warnet, sekaligus akan memperpendek break event point, sehingga warnet yang bersangkutan dapat menambah variasi pelayanannya.
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=4524923
Post a Comment