Apa Jadinya Kalau Bencong Filipina Jadi Tentara?

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1882835.jpg


Kaum transeksual di Filipina kini bisa mendaftarkan diri di Akademi Militer Filipina (PMA). Namun, mereka diperlakukan sebagaimana taruna laki-laki lainnya. PMA tetap tidak ingin tradisi “macho”nya dirusak oleh para banci.

Pejabat PMA bersikeras tidak melakukan diskriminasi terhadap kaum transeksual tetapi mereka harus berperilaku sama dengan taruna lelaki. Dalam setiap kasus, taruna transeksual akhirnya kabur dari PMA sebelum menyelesaikan kuliah selama empat tahun, kebanyakan karena tidak tahan dengan kerasnya pendidikan.

Menurut pengawas PMA, Mayor Jenderal Nonato Peralta Jr, akademi milter Filipina tidak membuat para transeksual mengendurkan minat melamar masuk PMA. Kalau kaum transeksual tidak boleh masuk PMA, sama saja dengan melanggar hak-hak asasi manusia. Namun tidak banyak banci yang masuk PMA.

"Kami tidak melarang mereka. Dalam budaya Filipina, transeksual belum bisa secara terbuka diterima masyarakat. Masyarakat Filipina kini masih di jalur transisi. Sama juga di PMA ini, kita tidak bisa mengatakan kaum transeksual dilarang masuk PMA. Tidak, mereka tidak dilarang," tegas Peralta.

Kapten Agnes Flores, juru bicara PMA mengatakan banci tidak didiskriminasikan tapi "begitu mereka masuk PMA mereka diwajibkan untuk berperilaku sebagaimana cara taruna seharusnya berperilaku."

"Jadi siapa saja yang menampilkan perilaku banci akan ditegur karena bukan itu yang diharapkan dari mereka. Mereka masuk lembaga kami dan mereka mengikuti aturan dan peraturan organisasi kami," tegas Flores seperti ditulis Philippines Daily Inquirer terbitan Kamis (12/7/2012).

Flores menyatakan bahwa pejabat PMA mengamati bahwa taruna transeksual ternyata tidak bisa tahan memenuhi tuntutan pendidikan. "Mereka bertahan selama mereka bisa menjalani pendidikan, sampai mereka sendiri yang bilang mereka sudah tak tahan lagi dan mereka minggat dari PMA,” katanya.

Dibandingkan perempuan, kaum transeksual ini kalah tangguh. Perempuan taruna memiliki "tingkat ketahanan hidup yang tinggi" dan banyak yang ternyata lulus. "Banci taruna biasanya minggat karena mereka tidak mengatasi beratnya pendidikan. Bukan karena diskriminasi mereka lantas drop out, tapi karena tak sanggup menjalani pendidikan,“ tambahnya.

PMA tampaknya berbeda dengan sikap yang diambil oleh Presiden AS Barack Obama dan Kongres Amerika, yang pada September tahun lalu secara resmi mencabut aturan yang selama 17 memperlakukan gay AS secara diskriminatif dan dikenal dengan aturan “Jangan Tanya, Jangan Katakan”.

Awlanya dengan aturan itu, para kaum transeksual harus berbohong mengenai jati diri mereka bila ingin menjadi tentara. Kini, hukum Amerika yang melarang pria gay, lesbian, dan biseksual masuk dinas militer sudah dicabut.

Obama mengatakan pencabutan hukum itu berarti bahwa anggota Angkatan Bersenjata AS "tidak akan lagi harus berbohong tentang siapa diri mereka demi mengabdi kepada negara yang mereka cintai." [tjs]






sumber :http://web.inilah.com/read/detail/1882835/apa-jadinya-kalau-bencong-filipina-jadi-tentara

Post a Comment

Previous Post Next Post