Tapi satu hal yang pasti : jutaan penduduk Suriah membutuhkan pertolongan kita. Dan semakin peduli kita terhadap krisis ini, semakin kita bisa memancing respon global untuk membantu mereka.
Mari luangkan waktu sejenak untuk mengerti kondisi ini. Berikut beberapa fakta menyedihkan tentang pengungsi Suriah dan mengapa mereka bisa bernasib seperti sekarang ini.
Kapan krisis pengungsi ini dimulai?
Demonstrasi anti pemerintahan dimulai pada Maret 2011, sebagai bagian dari Arab Spring. Namun protes damai tersebut dengan cepat berubah menjadi brutal setelah tentara pemerintah melakukan kekerasan terhadap pendemo.Di bulan Juli, tentara pemberontak mendapat dukungan dari tentara Suriah yang membelot dan penduduk sipil yang bergabung ke pihak oposisi. Perpecahan yang terjadi antara pejuang sekuler dan Islamis, dan juga antar kelompok etnis, semakin memperburuk konflik.
Bagaimana nasib warga Suriah yang terjebak perang?
Lebih dari 4 tahun setelah konflik dimulai, sekitar 220.000 orang tewas (update: 470.000 orang tewas per Mei 2016), dan dipercaya separuh dari jumlah korban tewas adalah penduduk sipil. Pengeboman menghancurkan kota-kota padat penduduk dan pelanggaran berat HAM meluas. Kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan menjadi langka.PBB memperkirakan 7,6 juta orang telah mengungsi. Lebih dari separuh penduduk Suriah yang berjumlah 23 juta jiwa membutuhkan pertolongan kemanusiaan mendesak.
Kemana pengungsi melarikan diri?
Pada awalnya pengungsi Suriah melarikan diri dan tinggal di Jordania dan Lebanon. Pada Agustus 2013, banyak warga yang mengungsi ke Irak saat perbatasan negara dibuka. Namun Irak sendiri ternyata saat ini juga sedang dilanda konflik.Gelombang besar pengungsi menyeberang perbatasan menuju Turki. Dengan dukungan penuh Presiden Endorgan, mereka diberi fasilitas memadai. Saat ini lebih dari 1,9 juta pengungsi Suriah tinggal di Turki.
Kemudahan mendapat visa, hubungan dekat Presiden Ashaad di negara-negara Arab dan kondisi pengungsian yang buruk, menjadi alasan mengapa pengungsi lebih memilih pergi ke negara-negara eropa ketimbang ke timur tengah. Meski begitu, bantuan aliran dana dari Timur Tengah terus mengalir untuk para pengungsi.
Namun informasi terbaru menyebutkan sejak 2012 lebih dari 500.000 pengungsi Suriah telah tiba di Arab Saudi, namun mereka tidak disebut pengungsi karena Pemerintah Saudi memberi izin tinggal resmi dan pekerjaan layak kepada mereka. Sementara itu 100.000 anak pengungsi suriah juga telah bergabung dengan pelajar lainnya di Saudi dan mendapatkan pendidikan gratis.
Bagaimana cara mereka melarikan diri?
Ribuan warga Suriah melarikan diri dari negara mereka setiap hari. Mereka lebih memilih mengungsi setelah kampung halamannya di bombardir dan keluarganya terbunuh.Resiko perjalanan melewati perbatasan sering sama dengan jika tetap tinggal di Suriah: Keluarga berjalan kaki berkilometer di malam hari untuk menghindari tembakan sniper dan kejaran tentara yang akan menculik pria untuk dijadikan tentara rezim. Tragedi pengungsi terbaru yang menewaskan bocah balita telah menarik perhatian dunia dan menyadarkan dunia betapa seriusnya kondisi ini.
Berapa banyak pengungsi di luar sana?
Setiap tahun, gelombang pengungsi bertambah dalam jumlah berlipat. Pada 2012, jumlah pengungsi sekitar 100.000 jiwa. April 2013, menjadi 800.000 jiwa. Kurang dalam kurun waktu 4 bulan, naik dua kali lipat menjadi 1,6 juta jiwa. Sekarang ada sekitar 4 juta jiwa warga Suriah yang mengungsi keluar negeri, ini menjadikan mereka sebagai pengungsi terbesar di dunia di bawah mandat PBB.Dengan kondisi ini, PBB memprediksi akan ada sekitar 4,27 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri ke luar negeri di akhir tahun 2015. Dan ini merupakan eksodus terburuk semenjak genosida Rwanda 20 tahun yang lalu.
Bagaimana kondisi pengungsi di luar barak pengungsian?
Tidak semua pengungsi tinggal di barak pengungsian. Mereka yang tidak bisa menjangkau barak pengungsi mencari tempat perlindungan apa adanya yang mereka bisa dapat. Bahkan ada pengungsi yang tinggal di kandang ayam atau gudang tanpa aliran air dan penghangat ruangan.Sebagian lagi ada yang menyewa kamar-kamar sempit untuk keluarganya. Karena tidak memiliki hak bekerja formal di wilayah pengungsian, mereka mencari makan dengan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga.
Berapa banyak anak-anak yang mengungsi?
Menurut PBB, lebih dari separuh pengungsi adalah berumur di bawah 18 tahun. Kebanyakan telah meninggalkan bangku sekolah berbulan-bulan bahkan lebih setahun lalu.Anak-anak kecil begitu ketakutan dan kebingungan dengan pengalaman mereka, tanpa rasa aman dan tanpa rumah. Sementara anak yang lebih tua dipaksa tumbuh dewasa sebelum masanya, ikut mencari kerja dan menjaga keluarga dalam kondisi putus ada.
Cukupkah bantuan dunia kepada mereka?
Pada bulan Desember 2014, PBB memperkirakan biaya penanganan pengungsi Suriah sekitar $ 8.4 milyar . Namun dana yang bisa terealisasi saat ini hanya separuhnya. Banyak organisasi kemanusiaan dunia yang mencari sumbangan pribadi dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Namun tetap saja masih begitu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.Bagaimana kita menolong mereka?
Dengan semakin bertambahnya jumlah pengungsi, bantuan setiap orang dibutuhkan. Dan ini yang bisa kita lakukan untuk menolong saudara-saudara kita di sana:- Sumbangan. Setiap sumbangan sekecil apapun akan meolong mereka menapatkan lebih banyak makanan, air bersih dan tempat perlindungan. Sumbanglah melalui organisasi kemanusiaan terpercaya yang kamu ketahui.
- Ceritakan pada teman. Silahkan bagian artikel ini kepada teman-teman di media sosial. Sertakan infografik tentang kondisi pengungsi agar semakin banyak orang yang peduli.
- Mulai melakukan kampanye. Pengetahuan yang kita miliki bisa dilanjutkan ke aksi penggalangan dana perseroangan. Keluarga dan teman-teman terdekat bisa diminta berpartisipasi.
- Tanda tangani petisi. Tandatangani setiap petisi yang meminta Pemerintah untuk terus men-support pengungsi Suriah. Semakin banyak tanda tangan, semakin kuat suara kita didengar.
Sumber: mercycorps.org, infeed.com, pkspiyungan.org, berbagai sumber.
Post a Comment